Tapsel, Sumtengpos– Hujan deras yang menerpa Desa Hapesong Lama, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada 29 Juni 2024 tidak menyurutkan niat 20 siswa SDN 100712 Hapesong Lama mengikuti pendampingan sekolah Adiwiyata. Mereka antusias masuk kelas, padahal jam kelas belum dimulai.
Azzah Aqilah, siswa kelas V SDN 100712 Hapesong Lama, segera duduk ketika dipersilakan masuk. Ia tidak ingin luput mendapat pelajaran berbasis ramah lingkungan hidup.
Hari itu adalah hari terakhir ia dan teman-temannya mendapat pendampingan sekolah adiwiyata. Mereka mengikuti kegiatan tersebut sejak 26 Juni 2024.”Aku suka pelajaran ecobrick, mau coba di rumah. Aku juga suka bikin topi dari kertas bekas,” ujar Azzah.
Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik berupa botol plastik bekas yang diisi sampah plastik lantas dipadatkan hingga menjadi keras.
“Hari ini kita akan menyelesaikan pelajaran yang kemarin ya, kita akan membuat bangku dari ecobrick,” ujar Saripudin, fasilitator dari Yayasan Peduli Lingkungan (YPL) Semut Merah, di depan kelas.
Ia lantas membawa sejumlah botol plastik bekas yang di dalamnya memuat padatan plastik ke depan kelas, menyejajarkannya, dan mengajari siswa untuk menempelkan botol-botol plastik tersebut agar rekat satu sama lain.
Agar setiap anak merasakan pengalaman yang sama menempelkan botol plastik, jumlah siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Azzah yang mendapat giliran belakangan duduk memperhatikan dengan saksama.
Ia dan teman-temannya terpilih mengikuti Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (GPBLHS) SDN 100712 Hapesong Lama sebagai Calon Sekolah Adiwiyata Nasional (CSAN).
Selama 4 hari, siswa SDN 100712 Hapesong Lama diberi beragam edukasi berbasis lingkungan hidup.
Sebut saja, pembuatan kacu pramuka dari plastik, pembuatan lem dari styrofoam, dan pembuatan sabun cuci tangan dari daun jeruk. Mereka juga diajari cara membuat briket dari limbah bambu. Briket tersebut bisa menggantikan arang.
Tak hanya itu, siswa juga diajari cara membuat pembasmi kecoa dari adonan pasta gigi, perasan jeruk lemon, dan cairan pencuci piring.
“Mereka sangat antusias mengikuti materi-materi tersebut. Bahkan, ketika saatnya pulang, mereka tidak mau pulang karena masih ingin berlatih,” kata Saripudin.
Pendampingan Program GPHBLHS yang dijalani SDN 100712 Hapesong Lama difasilitasi PT Agincourt Resources.
Pengelola Tambang Emas Martabe yang berbasis di Batangtoru, Tapanuli Selatan, ini menggandeng YPL Semut Merah dalam program tersebut. Selain SDN 100712 Hapesong Lama, pendampingan ini digelar di sekolah binaan adiwiyata lainnya yaitu SMKN 1 Batangtoru, SMKN 2 Batangtoru, SMPN 1 Batangtoru, SMPN 2 Muara Batangtoru, SDN 100712 Hapesong Lama, dan SDN 100714 Garoga.