Mandailing Natal, Sumtengpos – PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) telah berhasil meningkatkan produksinya pada Kamis, 7 Juli 2022, melalui kegiatan Put On Production pada sumur T-10.
Put On Production ini merupakan proses pembukaan sumur produksi untuk digabungkan ke dalam sistem pembangkit listrik yang sudah beroperasi di PLTP Sorik Marapi, sebagai upaya penambahan produksi listrik Unit-3.
Rangkaian kegiatan Put on Production ini dilakukan secara aman, dengan mengutamakan keselamatan seluruh personil yang terlibat dan masyarakat sekitar.
Sumur T-10, merupakan sumur pengembangan produksi, yang pengeborannya diselesaikan pada 23 Desember 2020. Produksi sumur ini menambah pembangkitan listrik tidak kurang dari 10 MW, dengan teknologi terdepan dari KS Orka Renewables Pte. Ltd. sebagai induk perusahaan pelaksana proyek PT SMGP.
Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras dan dukungan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.
Sebelumnya, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal untuk commissioning Unit-3, rangkaian kegiatan pembukaan sumur T-10 meliputi sosialisasi rencana pembukaan sumur, persiapan buka sumur, dan pemeriksaan fasilitas produksi.
Sosialisasi dilaksanakan di aula kantor Kecamatan Puncak Sorik Marapi pada 4 Juli 2022, dihadiri sekitar lima puluh warga dari dua desa terdekat, Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP Ali Sahid menjelaskan, “Sosialisasi ini merupakan komitmen PT SMGP dalam upaya komunikasi dan koordinasi intensif dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat sekitar wilayah kerja kami.
Kami juga berharap atas kelancaran pembangunan proyek PLTP Sorik Marapi Unit-3, dan bagi semua pihak terkait.”
Kegiatan persiapan pembukaan sumur T-10 diselesaikan pada 6 Juli 2022, diikuti dengan pemeriksaan fasilitas produksi untuk memastikan semua fasilitas telah memenuhi standar dan prosedur yang berlaku.
Salah satu fasilitas pendukung dalam proses buka sumur adalah H2S abatement system. Fasilitas ini digunakan untuk mengurangi konsentrasi gas H2S yang menumpuk di kepala sumur, dan telah diterapkan secara rutin dalam setiap kegiatan buka sumur.
Pada saat kegiatan buka sumur, pekerja maupun masyarakat diminta untuk menjauh dan berkumpul di area aman sejauh 300 meter dari wellpad. Proses ini juga dibantu oleh pihak Kepolisian dan Komando Rayon Militer setempat.
Tidak hanya di lokasi sumur, alat pendeteksi gas juga dipasang pada beberapa titik di desa untuk memantau konsentrasi gas di udara sebagai sistem peringatan awal. Selain itu, semua pekerja yang mengoperasikan kegiatan buka sumur dilengkapi dengan SCBA atau Self Contained Breathing Apparatus, yaitu alat bantu pernapasan bertekanan untuk waktu tertentu, sehingga mereka dapat bekerja dengan aman walaupun berada di area dengan risiko tinggi. Bersamaan dengan kegiatan ini, masyarakat Sibanggor Julu mengadakan pengajian dan do’a bersama untuk kelancaran dan keselamatan semuanya.
Dengan keberhasilannya dalam berkomitmen tinggi pada faktor keselamatan dan keamanan meliputi keberhasilan dalam proses pembukaan sumur, PT SMGP juga berharap atas keberlanjutan dukungan dan kerja sama dengan semua pihak pemangku kepentingan pada setiap proses, yang selama ini telah berjalan dengan baik.
PT SMGP juga berharap untuk selalu berkontribusi bagi wilayah Sumatera Utara, Kabupaten Mandailing Natal khususnya, dalam upayanya mendukung program transisi energi, serta mewujudkan energi baru terbarukan yang aman dan bersih bagi Indonesia.