Tapsel, Sumtengpos – Cerita Muhammad Rasoki Oki ( 32 ) salah satu penangkap Ikan di sungai Batangtoru yang menikmati pekerjaan dan mempunyai 3 orang anak, Kabupaten Tapsel, Sumut 19/1/2023.
Dimana apabila pergi ke sungai Batangtoru Oki bercerita jenis ikan yang ditemukan bisanya seperti ikan lelan, ikan hampala, ikan merah, gurame, udang dan paling banyak ikan lelan yg ditangkap.
Sementara dalam menangkap ikan waktu yang digunakan setiap hari dimana bisa sehari, bisa sekali dua hari, dimulai tangkap ikan dari sore sampai malam ujarnya.
Biasanya tangkap ikan seputaran sungai yang mengalir di Batangtoru di Pulogodang ini dan hasil tangkapan untuk dijual, biasanya di jual di rumah makan parsariran, kasih bunda dengan naik becak, setiap hari ke sana setelah habis menangkap ikan langsung bawa ujarnya.
Oki menceritakan memasok ikan sudah lama semenjak dari orangtua dulu notabenya penangkap ikan juga sekitar sudah 20 tahun katanya.
Oki juga mengingat dulu bapak bang Oki tangkap ikan sebagian ke sana Parsariran dan sebagian lain dijual ke Kota Padangsidimpuan.
Sementara penjualan tangkapan yang ke Parsariran tergantung tangkapan Kadang 3 kg, kadang 4 kg, terkadang 10 kg.
Sedangkan Banyak sedikitnya tangkapan saingan. Banyak juga orang sini cari ikan. Dulu-duluan orang, mana lebih dulu dapat, karena banyak pesaing jadi bang Oki memilih tangkap ikan sore sampai malam ujarnya.
Dimana lebih banyak kalau malam hasil tangkapan ikan kita ujar oki, dimana ikan kalau malam Ke pinggir ikannya itu kalau malam hari , kalau siang ke tengah ikannya pengakuan oki.
Sementara Penghasilan Tergantung Pendapatan dan rejeki, Kalau setiap hari diantar langsung dikirim duitnya, harga ikan Rp25.000 per kg.
taruh sehari rata-rata jual 2 kg, dapat sehari Rp50.000 sebulan Rp1,5 juta ujarnya.
Oki sendiri sudah berkeluarga dan memiliki Anak 3 orang, dimana 2 di anak sekarang jenjang SD dan 1 orang di TK.
Ditambah pengakuan oki, hasil tangkap ikan cukup untuk hidup sehari-hari dan dibantu sang Istri bekerja dengan jualan di Warung kopi.
Apabila ada tangkapan ikan segar dari sungai langsung dibawa ke rumah makan begitu juga udang segar, kemudian pengakuan oki dari hasil tangkapan lebih banyak ikan daripada udang , dimana udang Rp 40.000 per kg nya.
Informasi yang diterima juga soal kualitas ikan tidak pernah ada komplain soal kualitas ikan, dan tidak pernah juga mendapatkan ikan sama sekali,
sedikit pernah, tapi kosong ga pernah, kadang lantaran air terlalu besar.
Setau saya banyak orang menangkap ikan, dimana di jembatan trikora banyak orang cari ikan, paling banyak itu orang Siborang.
Oki menambahkan tertarik menjala ikan karena
dari kecil sudah sering diajak orangtua, jadi sudah menjadi kebiasaan.
Oki sendiri ada tujuh bersaudara dan menceritakan” sebelumnya abang saya pernah tangkap ikan tapi gamau lagi sekarang, ga tahan, lantaran banyak saingan dan cuma saya yang menjadi penerus (bapak) jelas oki.
Apakah Oki berharap anaknya kelak menjadi penerus , oki menjawab tidak dan berharap biar lebih baik kedepannya, kalau ini kan rintangannya nyawa, kalau malam debit air air menaik atau besar kita ga tau ungkap Oki.
Dari SMA lantaran ga ada pekerjaan sudah mencari ikan, daripada tidak ada pekerjaan, mending cari ikan dan tantangan yang dihadapi
dingin kalau malam, apalagi keluar dari sungai lebih dingin, Kalau air besar bisa kena hanyut. Saya juga pernah kena hanyut 3 kali dan Selamat ditolong warga ungkapnya.
Sementara 2 anak saat ini menempa pendidikan di SD Muhammadiyah di Wek 2. SD kelas 2 dan kelas 5 dan 1 anak lagi, masih TK, di Muhammadiyah .
Untuk Sekolah Alhamdulillah gratis ujarnya, sudah dibayar Pemerintah untuk anak tingkat SD, Tapi ada juga biaya lain, itu sudah di atur istri, sementara hasil tangkapan ikan setiap kali dapat uang penjualan selalu kasih ke istri, Kalau ga nanti ngomel istri cerita oki mengakhiri.